Kamis, 30 April 2015

Oh Melayuku,Hilang Di Tanahku Sendiri...


We Cant Let Our Culture Disappear
Welcome Tuan-Tuan & Puan-Puan,in this article,we will show you about sad short story about “Budayaku Lenyap Ditanahku Seorang”, Arus globalisasi yang begitu cepat melanda muka bumi, seperti serangan dari berbagai
penjuru. Menyebabkan nilai-nilai kebudayaan tertembak olehnya,How Sad. Masuk atau dikenalnya
budaya dan nilai-nilai asing oleh generasi muda, sebenarnya tidak semuanya buruk. Yang dikhawatirkan adalah
kemampuan mereka memilih, sehingga yang diterima hanyalah yang memang diperlukan dan merupakan yang terbaik dari segalanya.Some generation was make his own ways to get some style,and this action was wrong,coz its make our culture,malay’s culture disappear from our homeland.

Bangsa yang besar, maju dan punya peradaban yang hakiki tidak hanya maju secara sistem ekonomi dan teknologi saja, akan tetapi bangsa yang maju secara hakiki itu juga maju secra sistem nilai-nilai kebudayaan, dan norma-norma keagamaan, sebab sistem nilai-nilai kebudayaan merupakan jati diri sebuah bangsa serta identitas untuk melangsungkan pembangunan di bangsa tersebut. Begitu juga hendaknya yang tercermin di negara Indonesia khususnya Provinsi Riau yang jati diri daerahnya adalah berkebudayaan melayu, yang identik dengan islam. Kalau kita berbicara soal kebudayaan maka di Malaysia kebudayaan melayu itulah sebutan untuk negara, ketika orang mengatakan melayu maka yang tercermin adalah negara Malaysia, begitu juga hendaknya yang tercermin dari wajah Provinsi Riau. Hendaknya kebudayaan melayu Riau bukan hanya bersifat abstrak tetapi mampu diwujudkan dengan ide, gagasan yang dituangkan dalam tingkah laku yang tercermin dari pemeluk budayanya, serta dapat menjadi dasar dari tonggak pembangunannya.

Cintailah Indonesia Seperti Kamu Mencintai Dirimu Sendiri
Lain hal apabila kita lihat perkembangan negara maju seperti Singapura yang pada dasarnya mereka adalah melayu, akan tetapi jati diri melayunya telah tergerus oleh budaya asing, sehingga negara Singapura tidak lagi memiliki identitas bangsa dan jati dirinya sebagai rumpun melayu. Hal ini jangan sampai menular kepada Indonesia khususnya Provinsi Riau yang juga merupakan daerah melayu yang begitu kental hilang dari nilai-nilai kebudayaan melayu dan norma-norma agama islam akibat arus globalisasi yang tidak bisa dibendung oleh masyarakatnya.

In this situation,sebagai pemuda-pemudi melayu kita harus benar-benar menyaring globalisasi tersebut,why ? simpel,apakah kalian mau budaya asli turun temurun dari nenek moyang kalian hilang ? absolutely NO! Maka jadilah pemuda-pemudi melayu yang memiliki Rasa ingin mempertahankan Harta Turun Temurun kita,jangan membiarkan seonggok orang-orang yang ingin menghapuskan melayu di dunia ini menguasai kita.So,Ayo Bangkit dan Jadilah pemuda-pemudi melayu yang dapat menunjukkan dunia bahwa melayu bisa,melayu hebat,and malay never die!


Dewasa ini nilai budaya Melayu dikalangan pemuda sudah mulai luntur, bahkan banyak pemuda Melayu yang tidak mengenal budaya-budaya Melayu itu sendiri. Melihat hal tersebut Badan Executie Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum, Universitas Islam Riau (UIR), menggelar kegiatan seminar yang mengupas tentang "Menguatkan kembali nilai kebudayaan Melayu yang luntur di dalam masyarakat khusunya pemuda Indonesia".

Gubernur Fakultas Hukum UIR, M Erdi Alhafidh mengungkapkan, kegiatan yang dilakukan Kamis (3/7/2014) lalu tersebut merupakan salah satu program untuk mengisi bulan suci Ramadan tahun ini. Menurutnya kegiatan ini cukup bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan juga bagi masyarakat umum.

"Ini adalah kegiatan yang telah kami programkan untuk mengisi bulan Ramadan. Bukan hanya kegiatan tentang agama saja, kami juga ingin mengadakan kegiatan seminar yang juga bermanfaat dikalangan umum. Bahkan sesuai dengan materi yang ada dalam pembelajaran," ujarnya.

Kegiatan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan kembali budaya-budaya Melayu yang menjunjung tinggi kesopanan dan kesantunan yang saat ini telah mulai hilang dikalangan pemuda. Sebab saat ini pengaruh budaya asing yang datang dari luar malah lebih cepat berkembang dikalangan pemuda. Baik dalam lingkungan universitas maupun lingkungan masyarakat.

"Budaya asing yang tidak mencerminkan budaya melayu dikalangan pemuda khususnya Riau sudah mulai berkembang. Bukan hanya dikalangan masyarakat saja, namun juga sudah masuk dikalangan pendidikan. Ini kami khawatirkan akan melenyapkan budaya melayu di generasi-generasi selanjutnya,"terangnya.

Kegiatan ini juga didukung oleh  Persatuan Mahasiswa Tempatan Riau yang tersebar di berbagai wilayah baik di dalam Riau sendiri maupun di luar Riau. Maksudnya mahasiswa ini merupakan mahasiswa yang melakukan kuliah di berbagai universitas di Riau maupun di luar Riau. Bukan hanya itu saja kegiatan ini juga didukung oleh Kementrian Dalam Negeri yang dihadiri oleh perwakilannya yaitu Ardi Djufri SE.

"Sementara kami juga mendapat dukungan dari pihak kampus yang mengutus perwakilannya yaitu Wakil Dekan 1 dan Wakil Dekan 3 fakultas hukum UIR, serta dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat seperti LSM, OKP, dan sejumlah mahasiswa dari berbagai universitas," katanya.

Selain bermanfaat untukmenumbuhkan serta menyadarkan kembali tentang pentingnya budaya Melayu di tengah-tengah mahasiswa, kegatan ini juga bertujuan sebagai ajang sillaturahmi antar mahasiswa, dosen serta masyarakat umum yang turut hadir. Kegiatan ini juga ditutup dengan menggelar buka puasa bersama yang juga menambah semarak gelaran acara di ramadhan. "Buka puasa ini juga merupakan bentuk sarana kami untuk menguatkan kembali tali persaudaraan serta kekeluargaan agar lebih erat kembali,"pungkasnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar